Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) merupakan ajang bertemu para penggiat HIV AIDS dan orang yang terdampak. Mulai dari Komunitas, praktisi kesehatan, LSM, orang yang terdampak HIV (ODHA), sampai dengan penentu arah kebijakan. Seperti biasa pada tahun tahun sebelumnya, MRAN selalu diselenggarakan oleh setiap-setiap daerah di Indonesia pada Bulan Mei atau pun Juni. MRAN di tahun 2016 ini, Komunitas se-Tangerang Raya mengukuhkan sebuah tema “Dari kami untuk masyarakat Tangerang”, dengan tidak merubah maksud dari isi MRAN itu sendiri konsep malam renungan ini berbentuk Malam Silahturahmi ODHA Tangerang (MSOT), yang juga bertujuan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Sabtu, 04/06/16 jam 19:00 WIB, Pelataran parkir KPA Kabupaten Tangerang dijadikan tempat kegiatan acara Malam Silahturahmi ODHA Tangerang, dihadiri oleh hampir seluruh perwakilan komunitas-komunitas yang ada di Tangerang Raya serta para undangan yang mencapai 85 peserta, sehingga pelataran parkir kesekretariatan KPA Kabupaten Tangerang yang sempit tampak ramai sekali malam itu.
“Sebenernya MSOT ini sebagai ajang untuk silaturahmi, maksudnya memperkuat simpul-simpul komunitas yang ada, mulai dari Bougenville Sehati, KDS Edelweis, Perwata, Satu Atap, GayaWarna Kabupaten Tangerang, IPPI Kabupaten Tangerang dan KMKT (Komunitas Metadon Kabupaten Tangerang) dan Drug Policy Reform, semoga komunitas-komunitas yang ada di Provinsi Banten bisa menjadi lebih kuat lagi”, pernyataan Marlina Puspita Sari selaku koordinator kegiatan MSOT ini.
Marlina Puspita Sari membuka acara dengan mempersilahkan semua perwakilan komunitas untuk memberikan tanggapan dalam kegiatan ini, sebuah proses sambutan yang beda dari biasanya. Kemudian diteruskan dengan sambutan dari perwakilan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Ibu Erna Wati dan Ibu Efi Indarti, SKM, M.Kes selaku Sekretaris KPA Kabupaten Tangerang memberikan sekapur sirih sebelum acara dimulai.
Di malam ini, yang membuat semua yang hadir berbinar dan berdecak kagum adalah pemberian bingkisan kepada ODHA Anak yang memenangi kejuaraan Atletik tingkat sekolah dasar bagi penyandang disabilitas, “sprinter Lari 100 meter” tingkat Provinsi Banten mampu dia raih. Walau pun dengan kondisi tuna netra yang diakibatkan oleh CMV (cytomegalovirus). “Penyakit ini mampu menyebabkan kematian sel di retina bagian belakang mata. Kematian sel ini dapat menyebabkan kebutaan secara cepat”. Dengan keterbatasan. Si anak ini memenangkan Juara III Tingkat Provinsi Banten yang dilaksanakan di Anyer.
Pembacaan Puisi oleh Suryani merupakan pembuka acara puncak MSOT, dilanjutkan dengan Renungan Malam yang di fasilitasi oleh Irwanto dan Ade Jaya. Semua para peserta diberikan kesempatan untuk mengutarakan semua yang dihadapinya, mulai dari stigma dan diskriminasi di keluarga hingga lingkungan sosial mereka. Kesan berbagi permasalahan yang dirasa menjadi beban tiap individu, seolah dapat diungkapkan dengan lugas dalam ruang besar kekeluargaan komunitas.
Acara yang khidmat dan sederhana ini ditutup dengan pembacaan doa kedamaian yang di pimpin oleh Rochmah. Kesan yang terlihat dari seluruh rangkaian kegiatan ini adalah membangun jalinan silahturahmi dan memperkokoh persaudaraan komunitas di Tangerang, bisa dilihat dalam bentuk formasi lingkaran lilin yang besar sebagai tanda kesetaraan dan tak ada perbedaan satu dengan yang lain. [A.K]
Leave a Reply