LAUNCHING FILM SEMI DOKUMENTER “PEREMPUAN DALAM PUSARAN STIGMA”

LAUNCHING FILM SEMI DOKUMENTER  “PEREMPUAN DALAM PUSARAN STIGMA”

 

Diangkat dari kisah nyata tiga perempuan adalah RH, El, dan AI.  Tiga ibu rumah tangga dari berbagai latar belakang yang berbeda, tertular HIV dari suami mereka yang mempunyai faktor resiko tinggi penularan HIV. Setelah suami mereka meninggal berbagai tantangan hidup sebagai perempuan positif HIV, hingga Stigma dan Diskriminasi bahkan tak jarang mengalami kekerasan fisik dan psikis. Lingkungan tempat tinggal, tempat bekerja, bahkan keluarga pun turut menyudutkan perempuan-perempuan ini. Dengan sisa kekuatan yang dimiliki berupaya memperjuangkan hak hidup untuk tetap sehat, agar dapat hidup demi anak-anak mereka.

Selasa, 25 Oktober 2015, Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Prov Banten bersama dengan KPA Kabupaten Tangerang, me-launching sebuah film semi dokumenter “Perempuan Dalam Pusaran Stigma”, di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Komplek Pusat Pemerintah Kab.Tangerang Jl. H Abdul Hamid Tigaraksa – Tangerang.

Siang pukul 13.00 WIB, tampak hening suasana dalam ruang audio visual milik Perpusda Kabupaten Tangerang. Bioskop mini dengan kapasitas ruangan duduk yang hanya mencapai tujuh puluh orang, terlihat padat karena beberapa penonton tidak mendapatkan bangku theater dan harus duduk dibawah. Para penonton tampak larut menyaksikan jalan cerita film semi dokumenter tersebut. Film yang berdurasi 36 menit ini didedikasikan bagi perempuan-perempuan yang berjuang untuk bangkit dari keterpurukan mereka dikarenakan terinfeksi HIV.

Dok KPA Kab. Tangerang "suasan nonton bersama"
Dok KPA Kab. Tangerang “suasan nonton bersama”

Mulai dari kalangan pemerintahan, praktisi kesehatan, penggiat HIV, kelompok mahasiswa, ibu rumah tangga, kelompok Taman Baca Masyarakat dan pemerhati seni menyaksikan penayangan perdana film ini, yang begitu menyentuh hati para penonton. “Bagaimana tidak menyentuh hati, dalam film ini juga diceritakan bagaimana para perempuan yang terkena HIV AIDS harus menghadapi stigma ganda baik dari HIV AIDS itu sendiri dan stigma dari lingkungan”, ujar salah satu penonton.

Menurut Adhie Arkani, sutradara film ini menjelaskan bahwa proses produksi film ini sendiri dilakukan pada bulan Oktober 2015, kami menunggu satu tahun dan baru diluncurkan pada hari ini Selasa 25 Oktober 2016, dilakukan observasi dan pendalaman karakter tiap tokoh untuk bisa menghasilkan sebuah script yang nyata.

“Film ini dibuat dan didedikasikan untuk menghilangkan Stigma dan Diskriminasi perempuan ODHA. Film ini juga kami dedikasikan untuk ODHA anak, karena mereka juga mendapatkan Stigma dan Diskriminasi yang sama dengan ibunya,” ujar sang sutradara yang biasa dipanggil Adi Josen, selepas pemutaran film.

“Bahwasannya perempuan seringkali menjadi korban dari sebuah keterpaksaan, dimana mereka harus memilih suatu pilihan yang seolah tidak ada pilihan lain. Perempuan ini sering tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai HIV serta hak-haknya sebagai orang yang hidup dengan HIV AIDS (ODHA), sehingga akhirnya mereka mengambil suatu keputusan secara terpaksa”, pernyataan Kiki Anisa selaku Koordinator Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Provinsi Banten dalam dialog interaktif setelah pemutaran film.

Selepas dialog interaktif, Sekretaris KPA Kabupaten Tangerang, Efi Indarti menuturkan, “Film ini bertujuan untuk menghilangkan Stigma dan Diskriminasi bagi para perempuan yang terinfeksi HIV, film ini diharapkan bisa mengedukasi semua element masyarakat, bahwa lingkungan harus ikut mendukung karena mereka juga memiliki hak hidup yang sama seperti kita,” pungkasnya.

[Angga Kristian]

Leave a Reply