Suatu hari saya menerima sebuah berita yang cukup meresahkan melalui media WhatsApp Group, yang isinya seperti ini: “INFO PENTING Tolong disampaikan ke orang serumah saudara tetangga sebanyak-banyaknya kalian bisa, ke teman-teman anda. Sekarang mulai ada cara penyebaran HIV dari kelompok PKI melalui tes darah gratis ke rumah-rumah dengan alasan dari dokter, sudah masuk ke Jatim (Jawa Timur), harap waspada kejadian ini sudah terjadi di Bangil (Pasuruan), untung sudah dapat info dari media sosial. Tolong ini serius bukan hoax, segera sebarkan semampu kalian mumpung kalian sekeluarga, tetangga, sahabat kalian belum terkena musibahnya. Terima kasih semuanya. Dari teman-teman Kemenag (penyuluh).”
Berita diatas bila dibaca secara seksama jelas-jelas hoax, isinya sengaja untuk membuat keresahan, karena harus disebarkan sebanyak-banyaknya dan secepatnya. Tes darah bila anda mengetahuinya, harus dilakukan dengan jarum yang masih steril yang masih terbungkus rapi, dan tidak dilakukan dengan jarum bekas. Menuliskan bahwa berita tersebut bukan hoax, tidak ada seorangpun yang menulis berita benar, menuliskan beritanya bukan hoax, karena yang menilai berita tersebut hoax atau bukan adalah nalar pembacanya.
Informasi itu merupakan salah satu berita hoax dan masih banyak lagi berita hoax yang beredar di masyrakat melalui media sosial terkait HIV AIDS.
Bisakah HIV Menular Melalui Jarum Suntik ?
HIV meskipun dapat menular, tetapi tidak menular akibat sentuhan berjabat tangan, berciuman atau melalui media udara akibat bersin atau batuk atau tidak sengaja menggunakan peralatan makan yang pernah dipakai oleh ODHA (Orang Dengan HIV AIDS). Berada di dalam kolam renang yang sama dengan ODHA atau se-ekor nyamuk yang pernah menggigit ODHA lalu menggigit anda, HIV tidak dapat menular.
Penularan HIV melalui jarum suntik banyak terjadi pada kasus penggunaan Narkoba, karena para pengguna Narkoba jenis jarum suntik ini menggunakan jarum suntik yang sama atau bergantian. Jadi, bila salah satu pengguna Narkoba ada yang terinfeksi HIV, maka teman-temannya yang pernah satu jarum kemungkinan besar akan terinfeksi juga.
Cara Menghindari Penularan HIV
Anda dan keluarga berhak mengetahui cara menghindari penularan HIV, ingatlah pesan ABCD. A dari kata Abstinence (tidak berhubungan seks sebelum menikah), B dari kata Be Faithful (selalu setia pada pasangan), C dari kata Condom (gunakan kondom di setiap hubungan seks yang berisiko dengan berganti-ganti pasangan) dan D dari kata No Drugs (jauhi Narkoba).
Salah satu faktor terbesar pada penularan HIV adalah maraknya seks berisiko yang dilakukan oleh orang tua maupun remaja, yakni melakukan hubungan seksual tidak dengan pasangan tetap, tetapi bergonta-ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom. Karena berganti pasangan seks khususnya dengan WPS (Wanita Pekerja Sex) langsung ataupun tidak langsung (cewek bar, cewek pub, cewek panti pijat plus-plus, cewek karaoke, ayam kampus, cabe-cabean, cewek gratifikasi seks, selingkuhan atau istri orang) yang tidak pernah ada pengawasan kesehatan, merupakan media penularan yang paling berbahaya. Apalagi setelah tertular, si pengidap HIV secara tidak langsung menularkan lagi pada pasangannya, baik pasangan tetap maupun tidak tetapnya.
Di kalangan pengguna narkoba khususnya penggunan narkoba jarum suntik, juga merupakan salah satu media penularan paling efektif. Jadi, jauhilah narkoba karena selain merusak syaraf anda sekaligus menghindari anda dari tertular HIV AIDS.
Bagi kaum pria dan wanita yang ingin aman dari risiko tertular HIV AIDS harus melakukan aksi selibat, atau paling tidak setialah pada pasangan tetap anda. Bergonta-ganti pasangan akan sangat berisiko, karena anda tidak dapat mendeteksi pasangan tidak tetap anda dari gejala yang kasat mata. Seseorang mengidap HIV atau tidak, hanya dapat dilakukan melalui tes HIV. Jadi, bila anda tidak dapat menghindari hubungan seksual dengan pasangan tidak tetap, disarankan jangan lupa selalu menggunakan kondom.
Penggunaan kondom juga tidak menjamin 100% tidak akan tertular HIV, karena HIV dapat di tularkan bila anda memiliki luka di lidah/mulut, sedangkan anda melakukan aksi oral seks. Perlu diketahui HIV hidup di dalam darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
Seorang ibu pengidap HIV yang sedang hamil dapat mencegah penularan dengan aman melalui program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA). Penularan HIV dari ibu ke anak pada saat kehamilan, proses melahirkan dan memberikan air susu ibu dapat dikurangi hingga 0%. Si ibu dapat menekan risiko penularan pada bayinya dengan mengenali status HIV sejak mulai mengandung. Untuk itu sangat disarankan bagi ibu yang terinfeksi HIV untuk tidak segan berkonsultasi dengan dokter yang paham dalam perawatan, pencegahan dan penularan HIV dari ibu ke bayinya.
Kesimpulan
Hindari penularan HIV dengan melakukan hubungan seksual yang aman, jangan menggunakan narkoba. Jangan melakukan diskriminasi terhadap ODHA, karena meski HIV AIDS belum dapat disembuhkan 100% namun sudah dapat disembuhkan sampai ke aras “bebas gejala”. Temani mereka dan jangan kucilkan.
Jangan mudah percaya pada berita menyesatkan yang meresahkan dan beredar luas di media sosial. Bagi anda yang memerlukan informasi lebih detail mengenai HIV AIDS, bertanyalah pada institusi yang paling kompeten, yakni Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) atau KPA Kabupaten Tangerang.
*) Sutiono Gunadi, kontributor KPA Kab. Tangerang
Leave a Reply