Aula Wareng yang bertempat di lantai 3 Kantor BUPATI pada selasa, 12 Desember 2017 dijadikan tempat Kegiatan “Semiloka Dunia Pendidikan” oleh KPA Kabupaten Tangerang. Kegiatan yang di hadiri oleh 35 Kepala Sekolah perwakilan dari SMPN yang berada di Kabupaten Tangerang ini di buka oleh dr. Dwi Yanto kasie P2PM.
“Dengan ditemukannya angka Kasus HIV pada usia 14 tahun dan merupakan murid di salah satu sekolah negeri di Kab. Tangerang, kami Dinas Kesehatan tidak bisa bekerja sendiri dan kita harus bekerjasama lintas sektor dalam hal ini Dinas Pendidikan. Kenapa, karena Dinas Pendidikan merupakan komponen paling terdepan dalam pembinaan karakter dan moral di usia remaja dan juga semua pemangku kebijakan, keluarga dan masyarakat”. Ungkap dr. Dwi Yanto yang merupakan Kasie P2P Dinkes Kab. Tangerang.
Kegiatan yang berlangsung selama 5 jam ini mengangkat tema “Memahami Fungsi Pendidik Sebagai Pionir Pendidikan Prilaku Dalam Meminimalisir Penyebaran HIV AIDS”, menghadirkan dua narasumber yaitu dr Widya Sista Prima. MARS dari Dinkes Kab. Tangerang dan Natasya Sitorus yang merupakan Manager Advokasi Lentera Anak Pelangi.
Menurut Eko Darmawan selaku PP KPA Kab. Tangerang “Poin-poin dalam kegiatan ini merupakan langkah awal yang nantinya akan di rekomendasikan di dalam pembahasan ke Perencanaan PERBUB”, ujar Pria berkacamata ini.
Paparan Epidemologi yang di bawakan oleh dr Widya Sista Prima. MARS membuka mata para Kepala Sekolah maupun Guru yang hadir karena penyebaran HIV AIDS sudah masuk ke 29 Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang. Sedangkan Natasya Sitorus mengajak para Kepala Sekolah atau Guru untuk bagaimana menangani kasus-kasus yang di alami murid, seperti murid perempuan yang hamil di luar nikah, murid yang terinfeksi HIV AIDS dan masih banyak lagi.
“Kalau dilihat dari perkembanganya, SMP (Sekolah Menengah Pertama) itu ada di psikososial tahap ke 5 yaitu tahap pencarian identitas. Tahap ini dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 12-18 tahun. Apa yang terjadi pada tahapan ini?, apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik pula dan begitu juga sebaliknya”. Ungkap Natasya, dikutip dalam paparannya.
“Kurikulum dasar itu memuat Pendidikan Agama, Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika IPA, IPS, Seni Budaya, Jasmani dan Olahraga, Keterampilan atau Kejujuran dan Muatan Lokal. Nah apakah dikurikulum yang sekarang ini memuat Pendidikan KESPRO (Kesehatan Reproduksi), Pendidikan tentang NARKOBA maupun HIV AIDS. Apakah itu sudah di ajarkan, apakah hanya disisipkan saja disalah satu kurikulum yang ada saat ini”. Imbuh Natasya dalam penjelasannya.
Dipenghujung kegiatan, ada penyataan yang menarik dari salah satu peserta yang membuat para narasumber membuat PR yang sangat besar. “Kenapa sih pemerintah tidak duduk bareng bersama-sama di Nasional membahas tentang Pendidikan Lalu Lintas, Pendidikan Anti Korupsi, Pendidikan Narkoba dan Pendidkan HIV AIDS ini untuk dimasukan ke dalam kurikulum. karena kami di daerah hanya pelaksana, Jadi jika pemerintah sudah mengesahkan dan memasukan pendidikan ini ke kukrikulum jadi kami tinggal melaksanakan saja”. Pernyataan Agus Sulistio perwakilan dari SMPN 1 Legok.
[Angga Kristian]
Leave a Reply