“Pertemuan Media Partner dan Lauching Buku Asa di Ujung Senja”
Senin, 09 Desember 2019 Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Tangerang menyelenggarakan Pertemuan Media Partner dan Lauching Buku “Asa di Ujung Senja”. Kegiatan yang dilaksankan diruang pertemuan eks Gedung DPRD Lt. 2 Jl. Kisamaun – Kota Tangerang turut mengundang Dinas Kesehatan, beberapa awak Media, serta Kelompok Penggiat HIV AIDS.
Dibuka oleh Sekretaris KPA Kab. Tangerang Ibu Efi Indarti, kegiatan ini bertujuan menciptakan Kolaborasi antara Media dengan KPA dalam memberikan Informasi Publik, menghidari informasi yang salah, dan mengikut sertakan media dalam proses penanggulangan HIV AIDS di Kabupaten Tangerang. Seperti fungsi dan perannya dimasyarakat, media bisa memberikan Informasi yang Aktual dan Faktual dalam memberikan pemahaman tentang Isu HIV AIDS serta tidak membangun Stigma dan Diskriminasi yang masih banyak terjadi dimasyarakat.
Turut dihadirkan Ibu Sri Indri Astuti selaku seksi P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Disini beliau menjelaskan situasi dan kondisi HIV di Kabupaten Tangerang. Dimana didalamnya menjelaskan tentang Pelayanan HIV, pemeriksaan, pengobatan, dan kerjasama dengan instansi lain (rumah sakit dan puskesmas). Selain itu beliau memaparkan tentang S-TOP (Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan), yaitu 90% masyarakat paham HIV, Test HIV, ARV tanpa CD4, dan Mempertahankan ART.
Tak hanya pertemuan Media, kegiatan ini menjadi tempat Launching Buku “Asa di Ujung Senja”. Sebuah karya yang ditulis oleh 11 Penggiat HIV dan diterbitkan melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tangerang. Dicetak November 2019 dengan 82 halaman. Buku “Asa di Ujung Senja” adalah Sebuah buku Kumpulan Kisah Inspiratif penyintas ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) dalam meraih asa.
Nurdianah, salah satu penggagas penerbitan buku ini menjelaskan, “Asa Di ujung Senja” merupakan buku kisah Inspiratif bukan Fiksi, memuat cerita tervonisnya mereka yang menghidap HIV AIDS, tekanan yang ada masyarakat, keterpurukan, bagaimana melakukan pengobatan, serta semangat dan motivasi menjalani hidup.
Kurangnya wawasan dan pengetahuan HIV AIDS dimasyarakat menimbulkan pemahaman yang keliru. Dengan diterbitkanya buku ini diharapkan bisa menjadi media edukasi bagi masyarakat untuk lebih mengetahui tentang HIV AIDS, menambah wawasan serta cara pandang masyarakat terhadap ODHA. Salah satunya tentang Stigma dan Diskriminasi ODHA yang selalu menjadi permasalahan dimasyarakat. Ujar Nurdianah
Aini Nasuha, salah satu penulis dari 10 kisah memoar para penyintas buku dan penggalan puisi inspiratif tersebut menambahkan, dengan adanya buku ini bisa membuktikan seorang dengan HIV AIDS (ODHA) bisa berkarya, dan melakukan hal-hal yang positif. Tidak lagi dipandang negatif, rendah, dan diskriminatif. Ia Menekankan kepada semua untuk tidak menganggap orang dengan HIV itu sebagai Penderita, tetapi sebagi orang yang hidup dengan HIV AIDS. Kata tersebut menurutnya tidak pantas dan mendiskriminasikan (ODHA).
Kisah hidup dirinya yang mengidap HIV positif sekaligus Transgender, semua dituangkan dalam buku tersebut. Tidak hanya itu ia bergabung dengan kelompok dukungan dan menjadi relawan penanggulangan HIV AIDS guna bersama-sama berjuang melawan dan menanggulangi penyakit ini. Ia pun berpesan ”jangan sampai kita merasa sendiri saat dinyatakan positif HIV, meratapi, mengidentifikasi diri sendiri sebagai penderita, karena HIV bukanlah penyakit yang mematikan”, Ucapnya.
Dengan pertemuan ini diharapkan bisa menjadi hal yang positif, edukatif dan kolaboratif. Dimana semua pihak memiliki perannya masing-masing dalam proses penyebaran informasi, serta pengetahuan kepada masyarakat, baik melalui Media, Komisi Penanggulangan AIDS, Relawan Penggiat HIV AIDS, Dsb. Hal ini guna terciptanya sinergitas proses Penanggulangan HIV dan AIDS yang cepat dan menyeluruh.
KBR
Leave a Reply